WELCOME

Jumat, 31 Mei 2013

eternity 2013 EPI_ 01


ETERNITY 01

‘ braaaakkkkk...’ sekelompok orang berjumlah 8 orang memaksa masuk ke sebuah perguruan bela-diri
“ siapa itu ? mau apa kau ??” tanya para murid kaget dan dekati yang menerobos masuk
“ kami hanya orang kecil diselatan ingin liat kehebatan 3 pendekar wanita itu, lawan kami...” Ujar seorang ketua mereka yang berwajah tua dan tidak punya rambut alias botak.
“ menantang kami, mengapa tidak dengan cara baik-baik.” Kata seorang murid mendekat dengan berani
“ ini baik-baik, pintunya aja yang lemah. Hancur deh... kau salah satu dari 3 pendekar itu, sini aku binasakan kau, haaap..” Pria tua botak itu lompat dan tarik pakaian wanita itu
“ bodoh... aku cuma siswa biasa huaaa...” tapi dengan tenang dia menunduk lalu tendang perut pria botak itu
“ ugggh...” pria itu kesakitan, akan tetapi...
“ sekarang rasakan ini, dan juga ini...” wanita muda itu rupanya belum serius yang ada dia sikut leher pria botak itu lalu dorong bahunya ke tembok
“ bagus ka marSella.. terus ka Sella....” para murid senang dan semangati wanita itu yang ternyata bernama Sella
“ ayo Om Leo, masa kalah, lawan dong...” Ternyata dari pihak pria botak juga ada dukungan untuk pria botak itu
“ sial... kalian keroyok wanita itu, lekaaasss...”
“ okeee.. ayo semuanya...” 7 orang maju dan serang Sella dari 7 sisi
“ kita bantu ka Sella...” Ucap para murid
“ tidak Lydia, juga yang lainnya, aku coba sendiri dulu, kalo emang butuh baru aku panggil kalian, ayooo...” tantang Sella dengan yakin
“ seraaaang...”
“ hehe... mereka gak pandai berkelahi, ini akan menarik, ciiiih...” Sella maju 2 langkah lalu tinju 2 orang langsung
wooowww...” mereka kaget karena Sella yang menyerang duluan
“ lagiiii.... ciyaaa...” Sella tendang 2 orang di kirinya lalu mendadak ubah haluan menendang ke kanan melukai 3 lainnya
“ kabuuurrrr...” perintah pria botak bernama Leo itu
“ benar kabuuurrrr...” 7 orang itu langsung biru dan kesakitan dengan segera mereka pulang dengan cepat
“ horeeee....horeeeee... hidup ka Sella, hidup ka Sella...”
“ pengecut mereka, payah..” Sella lalu tutup pintu sasana dan periksa pintu yang rusak karena terjangan mereka
“ kaka hebat...” puji adik perguruan Sella yang agak tinggi dan kurus
“ jangan muji, kamu ambil paku sana...”
“ okeee..”  gadis itu lalu maju dan segera siapkan paku
Lydia, yang agak banyak dan besar, lalu ama palunya juga.”
“ oke ka Sella, santai kita bantu koq, yuk semuanya...”
“ iya ka Lydia...”

Mereka adalah 2 dari 3 Pendekar Wanita Muda, MarSella dan Lydia Zhang. Mereka mendirikan sasana The Spirit dengan tujuan dapat membantu sesama dan kurangi pengangguran di selatan, tapi karena mereka para wanita atau gadis muda tentu banyak orang usil seperti kasus tadi, tapi untunglah beladiri mereka lumayan lihay...

“ darimana kalian babak belur ?” tanya seorang Pria Muda saat pulang kerja
“ bos, kami tadi ke the spirit, dan kami kalah telak oleh seorang murid mereka.” Ujar pria botak tadi ( Leo ) melapor ke bosnya
“ masa ? Om Leo kalah ama seorang murid, bikin malu aja, lalu mereka kalah dipukuli juga ?”
“ benar bos Fred, mereka amat tangguh, kita gak dipukuli oleh banyak orang tapi cuma seorang dari mereka aja, dia agak gemuk dan sintal tapi lincah juga cekatan, entah itu 3 pendekar wanita atau bukan, tapi jika itu hanya muridnya kita akan lebih malu lagi.”
“ bodoh, sama muridnya aja kalah, gimana sama 3 pendekar wanita, sana siapkan mobil, aku tantang mereka sekarang juga.” Ucap bos mereka yang bernama Fred itu
“ bos yakin ??”
“ amat yakin, ini baru jam 4 sore, biasa sasana gitu hingga jam 5, kita kembalikan reputasi kita ke mereka, sanaaa..., satu lagi Om Leo, ajak Juga Om Tony yah.”
“ hmm baik bos.” Leo lalu berjalan menjauh dan siapkan mobil

“ kenapa marah-marah bos, terus kenapa ajak aku ?” tanya Tony yang hampiri Fred
“ Om Leo bikin malu aja Om, masa anak buah kita 7 orang babak belur ama seorang cewe, tar Om Tony liat jurus mereka, terus pelajari.. aku mau test seorang dari mereka.”
“ siiiip... tapi gimana kalo mereka emang lihay ?”
“ Ah mana mungkin... di selatan ini cuma aku yang udah 4x menang, the spirit aku pernah dengar dan gak ada yang tangguh.”
“ kali aja mereka tanding di wilayah lain atau malah perwakilan negara besar, hahahaa...”
“ udah sana siapin mobil, aku kenal mereka juga sasana baru 3 tahun berjalan katanya, cewe bisa apa sih..”
“ iya deh, tapi bos jangan sombong, gak semua orang bisa dikalahin loh.”
“ sok tau... sana suruh supir siap-siap.”
“ udah siap, mariii...”

Nama asli Pria Muda yang biasa dipanggil Bos Besar itu adalah Frederick Eduardo Biasa dipanggil Fred saja pun semua yang diselatan 60% kenal, karena Dia adalah Idola di banyak kalangan, baik para Pengusaha, mulai dari golongan kecil, menengah dan eksekutif Fred ada banyak usaha, lalu dari para petarung juga nama Fred sudah mulai melegenda, karena selama 4 tahun berturut-turut memenangkan kejuaraan dan meraih posisi pertama, hingga banyak yang mengidolakannya, hingga sosok Fred ini perlahan tapi pasti menjadi besar kepala.
braaaaakkkkk......’ kali ini Fred yang menendang pintu itu dan hancur
“ aduh baru aja diberesin, astagaaa.. mau apalagi Tuan Botak ?” tanya Lydia menatap Leo
“ kali ini aku bawa bos aku, bos, tuh gadis di tengah itu yang kalahkan kami.” Ucap Leo sambil menunjuk
“ oh... sini kau, hiyaaaa...” Fred lalu lompat dan dekati gadis di tengah itu
“ weiiisss hadapin aku dulu dong.” Mendadak ada gadis lain yang menghalangi Fred sambil salto
“ lincah juga, siapa kau ?”
“ aku cecilia, aku pemilik tempat ini.”
“ gadis kurus, tidak menarik.. aku ingin menantang si cantik dibelakangmu, awaas...” Fred kesal lalu dorong gadis itu ke sisi kiri
“ enak aja, haaahhhh...” cecilia ( Cila ) lalu balas dorong Fred dengan kuat
“ woowwww. Kuat juga daya dorongmu, baik.. aku layani, mariii...” Fred lalu menyerang dengan serius dan Cila menanggapi itu

Mereka bertarung di matras, tapi karena jurus mereka saling dorong, lalu mereka tarung di dekat dapur, Fred dan Cila sesekali tarung di dekat kompor dan ruang makan, mereka terlihat seimbang tapi siapapun yang melihat itu tau kalo Fred masih main-main.
“ hahahaaa.. aku duduk juga bisa lawan kamu gadis kurus, traaak...” Fred dorong bangku dan serang Cila ke arah tumit dan perut
“ menarik. Apa iya...”
“ tentuuu...”
Mereka lalu bertarung kembali, Cila agak kagok melawan Fred yang banyak sembunyi dari banyak bangku dan perabotan dapur, Cila merasa gak leluasa, sedangkan Fred makin menjadi-jadi dan dapat memukul Cila beberapa kali di pipi dan kening.
‘ huuuuhhh....’
‘ haaaatttt...’
Fred dapat pukul pinggang Cila dengan telak, Cila juga mengenai punggung Fred dengan akurat dengan sapuan kaki kanannya, lalu mereka berhenti menyerang secara bersama-sama.
“ sakit ?” ledek Fred ke Cila
“ enak, gimana Tuan Besar Fred punggungnya ?”
“ ngilu dikit, hahaaa...”
“ seraaang...” mendadak 2 anak buah Fred menyerang tanpa ada komando
“ jangaaaaaan...” Fred melarang karena merasa akan berakibat gak adil
“ huuaaaa...” dengan refleks Cila menyerang mereka dan keduanya mental ke tembok padahal pukulan Cila tidak mengenai tubuh anak buah Fred
“ haaahhhh...” Fred kaget karena anak buahnya mental sejauh 2 meter ke belakang
“ siapa lagi ?” tantang Cila
“ hentikan om Leo dan om tony, kalian gak adil. Kita kembali...” Fred tepuk bahu kanan Cila lalu putuskan pulang kembali
“ Bos yakin ?” tanya Om Tony
“ kalian udah bertindak sendiri, aku malu... makasih banyak. Gadis cantik nanti kita ketemu lagi yah.” Fred lalu senyum ke arah Sella
“ iya Bos Besar, senang liat anda hahahaa...” Sella tertawa lalu rapihkan dapur yang acak-acak

“ kalian buat malu, mengapa serang sendiri-sendiri.” Fred marah ke anak buahnya
“ kami kira bos kesakitan dan sedang terpojok.” Ucap anak buah mereka
“ bodoh... aku seimbang tadi, dia cemas karena di dapur, aku leluasa menyerangnya, Om tony liat serangan terakhir ?”
“ aku liat.. itu adalah tenaga dalam, hebat sekali itu.”
“ benar... jarak 50 cm tapi dapat pentalkan orang 2 meter ke belakang, ini menarik..”
“ apa ide Bos ?”
“ kita tanya Om Hans sesudah dia kembali dari bisnis, lalu tantang kembali mereka, sekarang bubar.. aku mau santai.”
“ baik boss...”

2 Hari Kemudian...,
Hans adalah Paman tertua Fred, sebetulnya mereka bukanlah Paman asli Fred, mereka terlebih adalah teman dari Ayah Kandung Fred yang telah meninggal selama 20 tahun. Mereka ada 3, yaitu Hans, Leo dan yang termuda adalah Tony.
“ hmm.. aku kenal pemilik The Spirit, mereka terdiri dari Cecilia, MarSella dan Lydia, mereka sama sepertiku ada 3 orang.” Hans Menjelaskan
“ mereka tangguh ? aku takut saat itu cilla hanya mempermainkanku.” Ujar Fred cemas dan tony lalu dekati mereka juga
“ untuk kalangan kita tentu mereka setingkat diatas kita, dari cerita Tony juga aku tau mereka ada tenaga dalam yang tangguh, menungguli kita.”
“ benar Hans mereka tangguh, tapi kalo dari jurus aku liat Cila itu setingkat dengan Fred.” Tony lalu cerita
“ tehnik apa yang mereka pakai ?”
“ aku liat mereka bisa taekwondo dan karate dengan tingkat lumayan, jika dari cerita Leo, Sella juga bisa wushu dan beberapa kungfu klasik. Mereka emang baik, entah bagaimana bos Fred harus hadapi mereka ?” Tony agak cemas lalu menatap Fred
“ itu bisa saja, tapi kedatanganku ada masalah lain tentang bisnis, Fred kamu masih ingat sahabat lamamu Dony ?” tanya Hans
“ tentu aku ingat, beberapa bulan lalu dia datang dan meminjam mobil di showroom tapi gak dikembalikan, orang itu katanya sedang gabung dengan sekelompok anak berandalan atau mafia. Emang kenapa Om ?”
“ ada kabar dony emang gabung dengan beberapa mafia dan sekarang sedang mencoba membobol 1 bank, dan ada kabar bank dari kawanmu. Kita harus waspada.”
“ oh yaa. Parah juga anak itu.” Tony khawatir
“ bagaimana jika kabar itu benar, kita harus apa Om ?” Fred tanya ke Hans
“ sewa seorang polisi tapi bisa menyamar dan dia gak mudah dikenali.” Saran Hans
“ siapa ? kita selama ini jarang dekat dengan polisi ?” Tanya Tony
Cila itu, yaitu cecilia. Aku kebetulan kemarin ketemu dengan komandan polisi dan bilang kalo Cila emang akan ditugaskan sebagai detektif pribadi, siapapun gak akan tau dia polisi.”
“ oh yaaa. Emang Cila seorang polisi yah ? tapi Cila kurang cantik, aku lebih suka adiknya yang agak gemuk.” Fred senyum sambil mengingat wajah adik Cila yaitu marSella
“ Bos suka Sella yah ?” goda Tony dengan santai dan tepuk bahu kanan Fred
“ orang bodoh aja kalo gak suka Sella, tinggi, gemuk dan sexy, hahaha...” Fred lalu ketawa
“ lantas gimana dengan ideku masalah Cila tadi ?” Hans lanjutkan idenya
“ aku suka, jika emang dony banyak tingkah kita harus ada perlindungan dari mereka, atur aja Om, masalah dana aku siap koq.”
“ baiklah.”

µ     µ     µ

“ aku jadi pengawal bos Fred, hahahaa...” Cila ketawa setelah atasannya bicara langsung dengan Hans keesokan harinya
“ ini serius Cila, mereka butuh kita karena sahabat mereka anak jutawan juga yang bernama Dony sekarang jadi penjahat.”
“ ku pikir bos Fred naksir aku karena dia seimbang beladirinya denganku hehe...” Cila lalu duduk dengan santai dan menatap Hans
“ Bos Fred menyukai adik keduamu MarSella, tapi entahlah... itu tidak penting yang penting bersediakah kau membantu Tuan kami selama seminggu ini.”
“ baiklah, dengan syarat perlakukan aku dengan baik dan kita benar-benar kerjasama dengan baik juga, jangan semaunya karena aku wanita yah.” Ucap Cila dengan santai
“ tentu, kami juga tau kamu amat piawai beladiri dan tenaga dalammu besar.” Ledek Hans
“ tenaga dalam apa, aneh-aneh aja Om Hans ini, bukankah 20 tahun lalu jurus Om juga ditakuti hehe...”
“ sst... itu masalalu, jangan bicarakan dengan Fred yah.”
“ baik.. asal Om juga jangan banyak bicara tentang tenagaku yah, janji...” Cila ajak Hans salaman
“ cepat atau lambat Fred akan tau, dia cerdas. Tapi untuk sementara aku setuju dia gak perlu tau itu.” Hans balas salaman Cila
Rupanya mereka adalah para pakar beladiri dan Hans sebagai Guru tertua dan Paman tertua Fred tidak mengajari dia tehnik lanjutan.
Mereka lalu pulang bersama kerumah Fred, tapi ternyata Fred tidak ada, Leo dan tony juga mencarinya tapi seorang anak buah bilang Fred seorang diri pergi dengan motor besarnya entah kemana, lalu mereka sibuk mencarinya...
“ hmmm.. mereka emang tangguh-tangguh.” Fred rupanya datangi perguruan The Spirit seorang diri
“ hey, ada Tuan Fred, penasaran yah..” Lydia liat Fred sedang menatap para murid yang lain
“ panggil aku Fred saja, aku gak mau jadi pusat perhatian.” Jawab Fred singkat
“ Oke.. ka Fred cari siapa ?”
“ aku suka jurus kalian dan senang disini.”
“ belajar aja, eh tar dulu senang disini belajar ilmu apa belajar rayu ka Sella nih.”
“ hahahaa... dasar kamu.” Fred menatap dari kejauhan dan ternyata Sella sedang ajari beberapa murid dengan tekun
“ tuh kan matanya kesana.., ka Sella ada idola kamu loh.” Teriak Lydia dengan cuek
“ huusss... aku yang idolakan dia, koq malah terbalik.” Fred lambaikan tangannya ke Sella
“ apaaa ? oh..., haaay...” Sella lalu dekati Fred
“ kalo gitu kalian saling mengidolakan deh, sana ngobrol aku mau mengajar lagi.” Lydia dorong Fred ke arah Sella
“ e..eeh...” Fred kaget karena Lydia mendorongnya dengan kencang ke Sella
“ huuss..” Sella lalu pegang badan Fred
“ kerjaan adikmu nih, inget aku...?” tanya Fred sambil garuk-garuk kepalanya karena merasa agak sungkan dengan Sella
“ ingetlah, kita banyak tau tentang kamu koq Tuan Fred.” Ucap Sella dengan ramah
“ sok tau, ayo kita berkelahi.” Mendadak Fred menantang Sella
“ apa ? ngajak berantem yah, gak takut. Tunggu disini.” Sella lalu jalan menjauh lalu ambil sarung tinju 2 pasang
“ wah seru nih....”
“ iya nih, ayo kita liat.”

Para murid yang lain lalu dekati Fred dan Sella yang akan berkelahi, Sella lalu kasih Fred sarung tinju warna biru tua dan dia memakai yang berwarna biru muda.
“ oke... kita tarung sekarang, ayooo...” Fred langsung menyerang Sella terlebih dahulu
“ wuuiisss... cepet juga, oke...” Sella lalu menunduk dengan sempurna
Tapi gak sampai disitu, Fred lalu terus lancarkan serangannya dan sesekali dia menendang Sella juga, tapi Sella terus mundur dan gak menyerang sekalipun, Fred makin kesal lalu dia cari kelemahan Sella dan menyerang makin cepat.

“ kereeeen beneeer. Susah kali menyerangmu.” Puji Fred
“ sekarang giliranku, ciyaaat..” Sella maju 2 langkah dan langsung daratkan tinju ke arah kepala Fred
“ waaawwww...” Fred mengelak tapi pipi kanannya kurang bereaksi dengan cepat
“ makan nih...” Sella memukul pipi kiri Fred juga dan kali ini Fred bisa mundur tapi ternyata Sella terus mengejarnya dengan cepat
“ cepet bangeeet....” Fred kaget dan akhirnya pipi kirinya juga kena
“ ayo Tuan Besar Fred, aku lanjutin yah.” Sella lalu makin cekatan dan maju dengan jurus-jurusnya
“ gawaat...” karena terdesak Fred lalu salto ke belakang 2x

“ baguuussss....”
“ horeee teruskaaan....”
Para murid yang lain senang dengan pertunjukan itu, lalu saling semangati Sella dan Fred.
Lydia juga menatap ke arah Fred dan Sella tapi dia hanya senyum saja karena seolah-olah Lydia tau yang mana yang akan menang dan kalah.
“ ciyaaat... ciaat.... huuuhhh...” Sella menendang paha, pinggang dan terakhir mendorong Fred ke tembok
“ aduuuh... gila seranganmu.”
“ menyerah Tuan Fred ?” ledek Sella
“ gak tuh..., aduuh.” Fred pegangi dadanya yang ngilu karena terkena tembok
“ oke aku lanjutkan yah, ayo maju dulu.” Sella dengan sportif suruh Fred maju dan melanjutkan serangan
“ makasih.. aku senang sekali, walau aku tau ada perbedaan besar diantara kita, tapi aku gak menyerah, ayooo...” Fred kepalkan kedua tangan

Dengan santai Fred menyerang kembali dan Sella dengan santai kembali menangkis dan hindari semua, seolah-olah dia sudah hapal dengan semua serangan Fred.
“ hebat, kamu seperti sudah tau jurus-jurusku.” Puji Fred mulai cemas
“ itu rahasia.. sekarang aku lagi, ayooo....” sekarang Sella yang kepalkan kedua tangannya dan mulai serang Fred kembali

Hasilnya sudah dapat di prediksi, bahu, pinggang, perut dan wajah Fred terkena dengan tepat, walau Fred sesekali dapat menghindari tapi Sella dengan serangan beruntunnya selalu tepat sasaran.
“ huuhhh... huuuuuh....” Fred makin terdesak dan nafasnya mulai tidak beraturan
“ kenapa Tuan Besar, cape yah...” ledek Sella
“ tidak tuh, lagiiii....” Fred mulai putus asa tapi maksakan diri menyerang lagi
Yang lain sudah tau Fred akan kalah tapi semangatnya masih tinggi, karena tau Fred makin lemah dan serangannya makin tergesa-gesa Lydia datang dan semangati Fred.
“ ka Fred bukan gitu caranya, tarik nafas panjang lalu fokus deh, kalo gitu kaka akan kelelahan.” Saran Lydia
“ benar....” kata Sella dengan senyum
“ benar juga, baiklah, huuup...” Fred atur nafas tapi berusaha lebih waspada dan fokus akan serangannya
“ kami dulu idolakan ka Fred, ayo tenang tapi semangat ka. Tunjukin jati diri kaka.” Saran Lydia lagi
“ okeeee... ini serangan terakhirku, ayo nona cantik...” Fred lalu balas senyuman Sella
“ dengan senang hati tuan besar Fred.”
Fred menarik nafas panjang 3x lalu dia serang kaki, badan dan terakhir kepala Sella, Sella kaget tapi lagi-lagi dia bisa baca gerakan Fred.
“ ketipu, hiaat...” Fred lalu menunduk dan memukul dahi Sella yang mengira dia akan memukul perutnya
‘ buuuggg...’
“ uhhh.. kena juga, haaahhh...”
“ hiyaaaaa..... hiaaat, hiaaat....” tapi gak berhenti disitu, Fred juga serang pinggang dan bagian tulang kering Sella yang tidak terlindungi
‘ kraaaak....’ Sella sedikit lompat tapi pahanya kena dengan tepat.
Lalu Fred serang pinggang Sella, tapi Sella sekarang makin serius dan keduanya saling serang dengan tehnik cepat dan dekat
“ bagus, ini baru Fred yang aku kenal...” Puji Sella
“ hahaaa.. ini akan menarik ayooo....”

Para murid mengira Sella mengalah tapi melihat serangan makin cepat dan akurat mereka tau kalo ternyata mereka berdua tarung dengan amat serius, dan Fred dapat imbangi Sella karena lebih tenang dan yakin dengan dirinya, selama 10 menit mereka terus saling serang dan keduanya mulai kelelahan.
“ kamu masih sanggup ? liat kamu udah banyak kena.” Tanya Sella ke Fred
“ aku masih bisa, jangan lupa, kepala, badan dan kaki kamu juga kena terus sekarang, hahahaa...” Fred ketawa dan serang lagi
“ oke kita tarung sampe nafas penghabisan, ayoooo...”
‘ daaar....’ sebuah timah panas mengenai punggung Fred
“ uggghhh...” Fred terkapar dan langsung diam
“ walah.. aku salah nembak, gadis sialan kamu menghalangi, sekarang ku tembak kau.” Ternyata ada seorang pria brengsek datang dengan belasan orang menyerang sasana itu. Pria itu tak lain adalah Dony.
“ ooh..” Sella kaget karena dony sekarang akan menembak dirinya
“ kau yang mati. Seraaang...” tapi dengan cekatan Lydia dan para murid ambil tongkat dan tombak yang terdapat di sasana
“ tahan, aku telpon Cila sekarang.” Sella naik ke lantai 2 dan menelpon Cila
“ iyaaa, lekas ka...” teriak Lydia
Pasukan Dony tapi gunakan jaket tebal hingga mereka agak kebal pukulan, yang ada para murid terdesak dan sisanya ketakutan karena beberapa dari mereka gunakan golok dan beberapa malah memegang senapan shotgun besar.

“ mati kau gadis manis, taaak..” dari belakang dony pukul kepala Lydia dengan tangkai pistolnya
“ uuuh...” Lydia pingsan dengan segera
“ semua menyerah jangan bertindak bodoh, senapan kami banyak, ngerti...” Ucap dony dengan galak
Satu persatu mereka ketakutan lalu memilih kabur dan duduk di matras, tongkat dan tombak juga mereka lempar ke lantai.

Sella beres menelpon tapi ternyata ada 2 anak buah dony juga disana, dengan cekatan Sella tendang mereka, tapi Sella kaget karena mereka agak kebal pukulan, yang ada pilih untuk melempar kebawah. Tapi karena mereka besar, Sella gak kuat mengangkatnya.
“ jangan macem-macem. Atau mau wajahmu berlubang nona manis.” Dony tempelin pistol ke pipi kanan Sella
“ apa maumu brengsek.”
“ uang dari Fred, tapi karena kamu halangi jadi kacau, sekarang seluruh ruangan ini kami sita dan kami minta tebusan ama polisi serta keluarga Fred.”
“ kurang ajar, jadi kamu mahluk licik bernama dony yah ?”
“ weiisss koq tau, hebat kamu. Aku terkenal yah..”
“ iya kamu terkenal karena licik, mati kau..” Sella mengelak lalu sandera dony
“ huuaaaa..., kamu kira aku bodoh, hehe...” tapi ternyata dony pakar beladiri juga, dia balas pelintir tangan Sella lalu arahkan lagi pistol itu ke keningnya
“ sial...”
“ haha.. aku juga gini-gini 2x ikut kejuaraan beladiri.”

Saat mereka sedang dilantai 2, di lantai bawah terdengar kegaduhan, ternyata anak buah Fred dibawah komando Om Leo lalu serang anak buah Dony.
Dony lalu mengawasi dari atas bersama sekitar 3 anak buahnya, dan terus memegangi Sella sebagai sandera utama.
“ seraaang....”
“ semuaaa seraaaang....”
Anak buah dony dan Fred bertarung dengan seru, tapi karena terburu-buru jumlah anak buah Fred kalah jumlah, Dony senang melihat itu, akan tetapi...

“ jangan bergeraaak...” Ucap seorang komandan polisi datang bersama Hans
“ semua tiaraaap...” perintah Cila datang dengan pasukan polisi
“ astaga Fred. Hans bawa Fred ke ambulan.” Ucap Leo
“ dia tidak bergerak, sialan dony. Baik...” Hans segera dekati Fred dan gendong Fred ke depan
Cila menelpon ke kantor polisi dan suruh bawa ambulan dengan cepat.
“ helo Om Hans, jangan bergerak. Letakkan jasad Fred disitu.” Dony salto dan sandera Hans
“ tidak semudah itu, sekarang Sella...” Hans salto dan suruh Sella lakukan hal yang sama
“ baik, ciyaaaa....” lalu dia ambil pistol dony dan pelintir tangannya
“ rasakan ini, tendangan roket...” Hans tendang belakang kepala dony dan dony mental ke tiang besar
“ sekarang aku, tinju ganda...” Sella maju dan tinju kepala dan dada dony
‘ darrr..daaarrr....’ tapi segera anak buah dony yang diatas bertindak dan serang Hans dan Sella
“ awaaasss...” saran Hans
“ aku tau om. Tenang aja...”
Polisi yang dibawah bersama Cila kaget, rupanya para penjahat ada di lantai 2, lalu dia suruh beberapa orang ke lantai 2 dari belakang sasana, Cila juga suruh beberapa polisi ke sebrang sasana mengawasi dengan peralatan senapan sniper.

Satu persatu anak buah dony dapat di tekuk, tapi yang diatas masih sulit, Fred sudah dibawa ke rumah sakit, dan ternyata Fred beruntung karena pistol dony mengarah ke bawah dan mengenai ikat pinggangnya yang tebal, juga ada beberapa pisau terbang Fred yang terkena hingga Fred hanya luka ringan saja.
“ baik aku menyerah..., pengacaraku akan datang, paling lama seminggu juga aku kembali beraksi.” Ucap dony yakin lalu suruh anak buahnya juga lakukan hal yang sama.
“ tidak mungkin, hukum akan menegakkan keadilan. Sini kau..” Cila lalu ambil borgol dan ikat mereka satu demi satu.
“ salahku cuma menembak Fred saja dan itu juga dia gak mati haha, jadi aku gak kena pasal berat kan.”
“ siapa bilang, kau sudah punya senjata berat, lalu sandera banyak orang, serta celakai orang, kau akan kena belasan hingga puluhan tahun penjara.”
“ oh yaaa.. mana mungkin.”
“ itu akan terjadi don, jangan lupa kau sudah gelapkan uang, lalu bawa kabur mobil Fred, kamu juga gak akan lepas dari pengamatan kami.” Leo lalu datang dan bicara kasar dengan dony
“ gak takut haha...” dony tertawa lalu masuk mobil polisi
Suasana kembali tenang, sore harinya mereka Hans, Leo dan Sella jenguk Fred di kantor polisi.

“ gimana Fred ?” tanya Hans
“ ngilu aja om, hey...” Fred lalu lambaikan tangan ke Sella
“ iya.. belum mati yah ?” Sella letakkan beberapa jeruk segar di dekat Fred
“ belum dong, aku masih penasaran dengan kamu. Ajarin yah.” Fred beranikan diri pegang tangan kanan Sella
“ siap bos besar, nih makan jeruk yuk.”
“ okeee... katakan om Leo, gimana akhirnya dony ?” Fred tanya ke Leo
“ dia dapat pengacara hebat yang kabarnya bisa bebaskan dia, tapi dimata hukum gak semudah itu lepas. Kalo emang lepas juga dia gak akan bisa lepas dari kita.”
“ dia punya partner mafia, ati-ati. Dia tergolong nekat juga sekarang.”
“ aku tau, kita bisa atur itu nanti.”
“ kamu gak luka.” Fred tanya ke Sella yang sedang mengupas jeruk
“ nggak, dony emang pandai beladiri, kita tantang di arena aja gimana Fred ?”
“ gak akan mau, walau mau paling anak buahnya yang maju, aku kenal dony dia malas ikut acara-acara gitu.”
“ jadi untuk sementara ini gimana ?”
“ biarkan saja dulu, aku yakin dia gak akan senekat itu, maaf nih para om, aku ingin bicara berdua aja ama Sella dulu bentar, boleh yah.” Pinta Fred sambil senyum
“ okeee... kita ngerti koq haha...” Leo dan Hans tertawa sambil keluar dari kamar Fred

“ kenapa Fred, mereka kan pamanmu loh, masa kamu usir ?” ujar Sella sambil suapin Fred jeruk
“ paman angkat, aslinya pamanku hanya 1 tapi entah dimana. Gini, aku sungguh ingin belajar dari kamu, kamu keberatan gak ?”
“ loh kamu kan udah pandai, juga kamu bisnisman, jadi untuk apalagi belajar dari aku.” Bantah Sella sambil senyum ramah
“ bisnis bisa diatur, tapi aku merasa banyak kelemahan aku. Aku ingin belajar sekitar 1-2 bulan disasana kamu.”
“ waaah lama sekali, maksudmu belajar privat atau belajar bersama gitu ?”
“ tentu privat seru yah, hanya kita berdua hehe.. gaklah aku gak sepicik itu, bersama-sama aja gak apa-apa.”
“ ya gak masalah sih, aku pun tentu akan senang kamu disana, juga beberapa murid lainnya.”
“ asiiik...”
“ tapi aku mau ikut kejuaraan 3 bulan lagi, jadi rasanya kalo kamu 2 bulan disana aku gak bisa loh, karena aku harus fokus latihan sendiri.”
“ oke, sebulan juga gak apa-apa. Kalo aku ahli 3 bulan lagi juga ikut kejuaraan.”
“ mungkin malah kurang dari segitu, karena bulan depan aku sibuk di 2 tempat karena suka ada panggilan mengajar di tempat lain, paling bisa 1-2 minggu aja Fred.”
“ sebentar sekali...”
“ iya. Tapi ada Cila dan Lydia koq nanti.”
“ kacau yang ada, gak fokus aku. Pengennya ama kamu aja.”
“ genit kamu.. eh kamu suka pisau terbang yah ?” Sella liat pisau di meja Fred
“ yup. Berkat para pisau ini aku masih hidup, dony menembak ke punggung bawah, kenapa ?”
“ nggak, kadang aku juga suka pisau terbang.”
“ ciyeee sama kita. Nih pegang aja buat kamu.” Fred kasih 2 pisau terbang itu
“ ih ini jelek, yang ini aja ah.. perak apa baja nih ?” Sella lempar-lempar pisau itu
“ baja asli, makanya tebal cuma mungkin ada campuran lain yang membuatnya ringan.”
“ oh gitu, oke makasih.”
Lydia dan Cila datang dan mereka juga lalu masuk tanya keadaan Fred, dan yang mengagetkan ada beberapa anak buah dony yang katanya tadi menembak 5x ke arah rumah Fred, tapi gak melukai orang karena mereka menembak ke arah kaca dan pot bunga saja.

“ mereka tembaki kaca dan 2 pot besar hancur Fred, pasti anak buah dony pelakunya.” Kata Cila dengan serius
“ jadi masih ada anak buah dony yang berkeliaran yah, gawat juga nih.”
“ untuk sementara tinggal disasana saja, disana gak ada banyak kaca, tapi pintu depan harus digandakan karena sudah kurang kuat, harus dilapisi besi atau kayu yang lebih kokoh.”
“ boleh.. kebetulan aku ingin belajar dari Sella, Lydia sory dong suruh om Leo masuk.”
“ baik tuan besar Fred.” Ucap Lydia sambil hormat
“ haha.. dasar kamu.”
Fred lalu ceritakan niatnya dan Leo dengarkan itu, mereka lalu setuju. Malam itu juga Fred pulang ke sasana mereka bersama-sama.

“ woowww.. agak sakit juga kalo tidur terlentang.” Keluh Fred saat tiduran di kamar Sella disasana
“ pastilah, kamu memar gitu, tapi besok sembuh.. yuk makan obat.” Ajak Sella
“ okeee... ini kamarmu sel ?”
“ iyaaa... aku mau tanya boleh.” Ucap Sella sambil kasih obat ke Fred
“ boleh, tar dulu aku telan obat dulu yah...”
“ semua disekeliling kamu emang harus panggil kamu Tuan Besar atau Bos yah ?”
“ ooh... nggaklah itu kalo pas rapat besar aja, kalo sehari-hari itu gaya mereka bertiga aja, aslinya manggil Fred doang lah.”
“ gitu yah, kirain mereka selalu manggil gitu.”
“ mana nyaman kalo gitu, yang ada kesannya aku jutawan multi milyader aja hahaha....” Fred lalu ambil gelas disebelahnya
“ bukannya emang milyader ? kan pebisnis ulung....” tanya Sella lagi sambil senyum
“ bisnis join koq nona manis, aku gak piawai juga koq, cuma ada 2-3 perusahaan juga.”
“ bohong...” rayu Sella
“ bener.. bisnisku cuma rental ama hotel, sisanya usaha sama-sama dengan teman koq.”
“ terus hotel, makanan, pakaian dan tekstil, mall, bank gimana ?”
“ banyak amat, kalo hotel ama mall itu usaha keluarga, bukan punya aku, bank juga punya kaka aku, sisanya sistem bagi hasil aja.”
“ kalo bagi hasil kenapa namanya banyak kamunya, macam Fred butik, Fred market, dan sebagainya.”
“ kalo itu karena teman joinnya dari kawasan diluar selatan, jadi istilahnya numpang nama aku aja, aku sih gak masalah selama mereka bayarnya bener dan pembagiannya bener, karena kalo gak orang pajak nyari semua ke aku.”
“ ooh nebeng nama besar aja yah.”
“ ya gitu, Fred market, Fred tekstil n Fred industries, nti juga adalah Fred chicken n barbeque deh hehe...”
“ seru juga. Gak pusing tuh ?”
“ nggaklah, semua dipegang om Leo 80%, sisanya om tony ama pembukuan om Hans, mudah koq.”
“ oh gitu...”
Mendadak HP Fred bunyi dan ada tulisan Sandra, lalu Fred sibuk menerima telpon, dan ternyata sandra itu teman SMA Fred, Sella senyum saja melihatnya.
“ sory yah, ini temen sekaligus klienku.”
Sella ngerti, kekasihmu juga banyak yah.” Ucap Sella
“ gak ada, wah ada lagi sekarang Rianty, dia temen kuliah dan ajak bisnis roti, tunggu yah.”
“ okee...” karena merasa agak di cueki Sella lalu keluar dari kamarnya dan duduk di taman sendirian

“ hoooy... sory yah. Wah lagi santai kamu.” Fred bangun dan dekati
Sella
“ kamu tiduran aja, aku juga tar tidur dikamar sebelah.”
“ iyaaa.. taman kamu indah juga kalo malam, tapi gak ada pemandangan asik disini.”
“ ada tapi di teras atas, kadang kalo suntuk dan gak bisa tidur aku kesana.”
“ yuk kesana.” Fred pegang tangan kanan Sella
“ lain kali aja, kamu masih sakit kan. Udah tidur aja.”
“ justru kebanyakan tidur ini jadi gak nyaman, ayooo...”
“ oke, tapi gak lama yah.” Sella balas pegang tangan Fred lalu naik ke lantai 2

Sella lalu jalan lurus terus dan di sana ada balkon besar, lalu belok kiri disana ada teras yang lumayan nyaman, disana mereka bisa melihat keindahan kota di kala malam.
“ gimana ?” tanya Sella dengan senang
“ wuuuaaah..  mall aku jelas kali disini, indah juga yah, itu rental aku, lah itu bank teman aku, ini semacam penghubung kami deh, rata-rata aku kenal gedung dan bangunannya.” Ucap Fred senang lalu duduk di sebuah bangku panjang
“ biasa lebih indah lagi kalo pas ada bulan dan bintang, sore juga indah karena matahari terbenam ke arah sana.” Sella duduk di sebelah Fred
“ oh sana barat yah, jadi itu hotel kaka aku dong, nah itu juga restoran ama apartemen temenku, senangnya bisa liat dari sini.”
“ hehe lucu liat kamu senang gitu, kupikir hanya aku yang suka disini, karena Cila sibuk jadi jarang naik kelantai 2, Lydia juga malah lebih suka murung di taman ama kamar.”
“ ini indah aku suka, tapi disana apa yah, koq ada gedung aneh ?” tunjuk Fred sambil pegang pundak Sella
“ dulu itu lapangan bola, tapi pas dibangun kurang dana jadi cuma setengah, terus dibangun lagi lapangan futsal yang lebih kecil.”
“ oh.. terus disananya apa, koq terang dan warna-warni indah gitu ?”
“ itu kawasan anak muda, kalo malam mereka main basket, skate board gitu, juga banyak pedagang keliling disana, seru juga kalo makan disitu.”
“ nanti kita kesana, seru juga kehidupan disini, kupikir banyak sasana beladiri aja.”
“ kamu gak pernah bergaul yah, diselatan kan hanya ada 12 arena beladiri, berikut yang kecilnya paling juga 15, sisanya penuh dengan kebisingan karena disini 80% pasti jadi kota bisnis.”
“ kalo kota bisnis iya, aku ada kabar kita akan kalahin timur beberapa tahun ke depan, tapi masalah beladiri aku masih jauh, aku belajar aja pas SMA jadi telat yah.”
“ agak telat, aku aja 1 SMP udah agak tau, tapi kamu berbakat koq.”
“ aku berbakat tapi di kelas daerah, jika lanjut kelas provinsi atau universal tentu gak akan bisa.” Fred lalu balik badannya dan liat banyak piala kejuaraan disana
“ jangan merendah gitu, 4 tahun ini namamu cukup bagus koq, kita aja senang dengan pertandinganmu.”
“ haha... liat ini semua, Lydia pemenang 2x di tingkat provinsi, kamu ada lebih dari 5 piala dan universal juara 2, yang hebat cilla pernah juara pertama dan pialanya ada 9 nih.”
“ itu kan piala gabungan Fred, udah ah kamu ini ada-ada aja.”
“ kamu jangan merendah, aku tau batas kemampuanmu, janji yah ajarin aku.” Fred pegang kedua tangan Sella
“ boleh.. biayanya tapi besar loh, aku butuh kendaraan minimal.” Canda Sella sambil lepaskan tangannya dari Fred
“ oke.. aku kasih BMW atau jaguar warna biru muda, oke..”
“ nggak.. nggak, enak aja perawatan mobil gitu perbulan jutaan, repot aku nanti hehe...”
“ terus apa, kamu mau emas, berlian, atau uang ?”
Sella becanda yah, udah nanti aku bimbing koq, kalo omongin uang terus aku malah gak suka.”
“ katanya tarif dan biayanya mahal ?” goda Fred
“ iyaa. Tapi gak bisa dibeli dengan uang, aku cukup senang koq, itu pun udah cukup.”
“ senang ? senang gimana ? awal aku kesini karena kejailan om Leo loh, dia entah suka cari gara-gara.”
“ emang bukan kamu yang suruh ??”
“ nggaklah, untuk apa. Tapi kalo emang ada yang jahat ama anak buah dan para om aku, yah aku bantu dong.”
Sella agak kaget juga liat mereka serang tiba-tiba dan semaunya gitu.”
“ Om Leo suka gitu, nanti aku suruh dia minta maaf, sekarang aku perwakilannya deh.” Fred pura-pura berlutut dan minta maaf
“ mau apa kamu ?”
“ berlutut, minta maaf dan sambil melamarmu.” Kata Fred sambil ketawa
“ banyak sekali, bangun ah punggungmu masih cedera juga.”
“ oh iyaa.. eh tapi aku beneran loh, maaf kalo om Leo dan aku juga celakai kamu, apalagi gara-gara dony. Sorry yah.”
“ itu gak masalah, tapi Sella punya sebuah cerita, kamu mau dengarkan nggak.”
“ boleh... cerita apa ? horor, mistis atau romantis.” Fred dekati Sella dan menunggu dia bercerita
“ tebak aja sendiri, gini... dulu Sella besar di sebuah panti asuhan karena yatim-piatu dan selalu merenung terus bosan dengan kehidupan disana.”
“ ooh, lalu ?”
“ lalu ada Cila yang beda 3 bulan dari aku selalu ajak aku main dan membuat hal-hal gila, seperti main permainan cowo dan mainan aneh lainnya.”
“ aneh gimana ?”
“ semacam main basket dengan kaki, main kasti dengan tangan kiri aja, pokonya banyak deh, lalu sesosok pria datang kesana.”
“ ciyeee siapa tuh ?” ledek Fred
“ ada deh.. dia dengan ramah kasih aku bola voly dan suruh aku main voly dengan benar jangan dilapangan basket, lalu main kasty dengan benar jangan tangan kiri, awalnya aku risih tapi dia mengajari dengan baik dan kita suka dengan dia.”
“ terus kalian pacaran gak ?”
“ tidak. Tapi sangat mengagumi... tiap sebulan sekali dia suka kadang memberikan aku pakaian, tas sekolah, buku, memberikan kami bola, uang, sepatu dan sebagainya. Dia amat terdidik dan baik kala itu, tapi setelah aku SMP sesuatu yang aneh ada pada diri aku.”
“ kenapa ?”
“ aku jatuh cinta dengan orang itu, aku mencari data tentang dia, dan saat itu dia sudah SMA, sesekali masih suka berkunjung dan bermain tapi sifatnya sudah berubah dan anggap kami bukan sahabat tapi hanya sipemberi amal. Gayanya bukan antar kekeluargaan tapi semacam keinginan individu. Menjadi sosok yang sok, serakah dan sombong.”
“ oh.. terus kamu masih cari dia sekarang, ketemu gak ?” Fred makin penasaran
“ sosok itu ada, tapi bukan lagi sebagai pedoman hidupku, bukan lagi sebagai motivasi hidupku, sosok itu sebagai penggila uang, pebisnis gila dan petarung gila, sosok itu udah berubah jauh dari dulu.”
“ koq kaya aku, hehe...”
“ pikir aja sendiri, menuturmu nih Fred, jika jadi diri aku. Gimana tindakanmu ?” Sella bertanya dengan wajah sangat serius setelah cerita panjang lebar
“ kalo aku sejujurnya jarang jatuh cinta seperti itu, sejak kecil mengidolakan sampe besar dia malah jadi panduan hidupmu, tapi kalo aku jadi kamu sih aku kejar dia dan tanya mengapa sifatnya berubah.”
“ terus ??”
“ terus kejar dia dengan sekuat tenaga dan raih mimpi kamu itu, kalo dia salah jalan yah nasehati.”
“ gitu yah..”
“ jujur aja aku juga yatim piatu dan besar karena sosok 3 pamanku yang jadi panduan hidupku, tapi masing-masing dari mereka ada kelemahannya. Om Leo gampang jail dan keras kepala, Om Hans gila beladiri dan suka foya-foya, lalu Om tony kurang rajin dan agak masabodo.”
“ oh gitu, kamu juga dulu suka amal kan ?”
“ amat suka, tanpa beramal aku malah gak nyaman, tapi sekarang makin jarang karena sibuk.”
“ jadi kamu makin kaya makin sombong juga dong, dan lupakan orang disekelilingmu.”
“ jujur aja mungkin iya... waktu aku SD dan SMP juga suka kasih beberapa yayasan ama panti untuk disalurkan bersama-sama, tapi sudah SMA aku mikir bukan itu cara yang baik untuk bantu sesama.”
“ kenapa gitu ? koq sosok kamu mirip yang diceritaku, kalo kamu mengapa berubah. Mengejar kekayaan terus yah ?”
“ ada 2 hal, pertama menurutku yang mereka inginkan bukan pakaian, bukan alat olahraga tapi pemilik itu hanya ingin uang. Kedua mereka sendiri yang datangi tempatku atau kantorku lalu aku berikan mereka sejumlah uang yang mereka terima.”
“ oke... tapi apa kamu merasa bahagia dengan itu ?”
“ tidak. Aku lebih bahagia macam cerita kamu, bermain dengan anak yayasan, cerita-cerita dengan mereka, itu yang aku namakan hidup.”
“ nah aku rindu saat-saat itu.”
“ bulan depan aku akan ke panti jompo, nti kamu ikut aja.. lewat 3 bulan belakangan ini, aku buat itu lagi.”
“ sungguh ??”
“ benar, aku bulan lalu main bersama yayasan cacat, dan 2 bulan sebelumnya suruh mereka donor darah dan bantu PMI, sorenya main sama anak-anak panti ke pantai, seru deh ada koq potonya.”
“ gitu dong kan senang.” Sella mendengarkan Fred dengan tulus dan tak terasa air matanya jatuh
“ hoooaaaaaa.... ngantuk aku yuk bobo, eh kenapa mata kamu. Ngantuk juga yah ?”
“ iya nih, ada debu juga jadi berair.”
“ mana sini aku liat.” Fred pegang pipi kanan Sella
“ udah keluar koq, yuk tidur.” Sella ajak ke bawah
“ ayooo.. eh sekarang kemana idola kamu itu ?”
“ dia ke barat ada kabar bangun yayasan di timur juga, entahlah.” Sella cari-cari alasan sambil turun ke tangga bawah
“ wah aku ada saingan dong, ku pikir kamu single.”
“ single lah, aku belum nikah. Saingan sehat yah bolehlah.” Sella lalu masuk ke kamarnya
“ oke deh, senang kenal kamu sel, makasih yah, malam.”
“ malam Fred, besok sembuh yah.”
“ siiip...”

Sedikitpun Fred gak tau kalo Sella amat mengidolakannya, Fred malah mengira dia ada saingan dalam percintaannya, Sella mengira Fred sudah jadi sombong, gak bersahabat dan egois, karena dengar semua orang memanggil Fred dengan kalimat Tuan atau Bos, padahal sedikitpun Fred tidak ingin dipanggil itu...
Fred bangun pagi, lalu liat kamar Sella yang bernuansa biru muda, lalu dia beranikan diri buka lemari Sella, dan penuh pakaian dan juga beberapa pakaian olahraga untuk wanita.
“ apa ini...” Fred liat ke atas lemari dan temukan setumpuk besar map
braaaakkkk...’ ternyata cukup berat dan jatuh map itu kelantai bawah
“ pagi... ngapain bos besar ?” goda Sella
“ hey, nggak kaki aku nyentuh lemari jadi pada jatuh deh.”
“ oh... sini aku obati punggungmu.”
“ oke deh...”
Map itu jatuh ke bawah lantai dan Sella gak melihatnya, tapi Fred melihat sekilas ada tulisan all about Fred ( semua tentang Fred ).

Fred tapi gak bisa buka map itu karena Sella ajak ke ruang tengah, lalu Sella obati dia disana, menariknya Sella agak memijat bahu dan tangan Fred, hingga sendi-sendi Fred berbunyi.
‘ treeeekk... kreeeeekkkk....’
“ wuaaaa... enak sekali, ringan badanku macam mau terbang.”
“ suka kamu, siniii...” Sella tarik tangan kiri Fred
“ sukalah, enak banget, tar beres ini bantuin mandi juga yah mbak. Terus beliin sarapan.”
“ enak aja, huuuuhhh...”
“ kan baby sitter aku, gaklah canda koq. Tar aku sarapan diluar aja, kan ada anak buah.”
“ Aku udah siapin, kamu gak bisa latihan sekarang, tulang punggung kamu tar bahaya, liatin aja dulu.”
“ iya deh... ya udah aku mandi yah. Mana WCnya”
“ ada 2, di sebelah kanan ama di belakang, yang deket di kanan aja deh.”
“ oke deh...” Fred ambil handuk dan masuk ke WC di kanan

Beres mandi dia masuk kamar Sella, setelah berpakaian kakinya tersandung map besar tadi dan Fred mulai membukanya.
“ woowwww... ini aku semuanya, data darimana ini.” Fred kagum karena isinya ada poster, artikel, dan juga poto-poto saat Fred masih amat muda.
Lalu Fred liat ada kumpulan VCD dan DVD waktu dia bertanding, sesudah liat semua Fred lalu letakkan di atas dan ternyata masih ada beberapa barang lagi disana.
Ada sebuah bola voly pantai warna biru yang sudah hancur tapi ada tanda tangan Fred saat masih SMP
‘ for my love Sella.’
“ ini tanda tangan aku dulu, Sella... oh jangan-jangan idola Sella yang dia anggap berubah itu aku yah.” Ujar Fred dengan pelan
Dan 1 benda lagi adalah bola kasti berwarna kuning, lagi-lagi dengan tanda-tangan Fred dan ada tulisan warna merah agak panjang
Sella jangan nakal yah.’
Sella, marSella.. apakah dia gadis gemuk yang suka main denganku dulu yah.” Fred lalu cari poto Sella masih kecil tapi gak menemukannya
Fred, yuk sarapan.” Sella lalu ketuk pintu kamar
“ okeee. Tar yah..”
“ iya, aku tunggu di ruang makan yah.”
“ oke sayang...” ucap Fred jahil
“ hahaha..” Sella tertawa lalu suaranya agak menjauh

Fred taro kembali semua barang itu dengan rapih, lalu keluar kamar. Sella sedang menunggunya untuk sarapan bersama.
“ lama sekali dandanmu ?” goda Sella
“ masih baru, masih lupa menaruh sisir, celana, dan pakaian kotor aku lupa gak bawa plastik.”
“ tar Sella cuci, taro aja dibelakang pintu dulu.”
“ enak aja, janganlah nunggu om Leo datang aja.”
“ gak perlu, yuk makan dulu. Tapi cuma bubur ayam loh.”
“ oke deh...”
Mereka makan dengan santai dan sesekali mata Sella menatap ke arah para murid yang baru datang dan sedang latihan, tapi Fred gak liat itu malah asik menatap Sella yang menurutnya sexy, dan proporsional.
“ liat apa ?” tanya Sella agak malu
“ gemuk, tinggi, chubby. Waktu kecil kamu cantik juga gak sel ?”
“ waktu kecil SD sih Sella bulat, SMP agak chubby, SMA baru agak tinggi deh.”
“ tapi koq sekarang cantik, berapa tinggimu ?”
“ 173, kamu ?”
“ 183, beratmu ?”
“ Antara 58-60 deh, kamu ada 75 yah ?”
“ lebih dikit sekitar 78, tar mau tanding baru 72 biasanya.”
“ ooh.” Ucap Sella singkat
Karena tau Sella sambil makan menatap para muridnya Fredpun terdiam, lalu selesai makan Sella bantu mengarahkan mereka, ada yang latihan dengan samsak, lompat tali, pemberat. Latihan jurus dan banyak lagi, lalu Lydia datang dan bantu mengarahkan yang lainnya juga, murid mereka ada sekitar 20 orang.

Siang harinya Cila dan Leo datang, mereka bilang semua situasi sudah membaik dan Dony tetap dipenjara, anak buahnya tapi masih banyak yang lolos dan sedang terus di cari.
“ kerja... sekarang tanda tangan dan balas email mereka.” Leo suruh Fred bekerja siang itu dan nyalahkan laptopnya
“ oke..okeee...” tapi Fred melihat sekilas ke arah Sella yang masih sibuk
“ suka ama Sella apa udah bosan ?” goda Leo
“ suka banget, kaya pernah liat sosok itu tapi entah dimana yah.”
“ seingat Om nama marSella ada 2, marSella doang dan marSella ayuni. Yang pertama dari yayasan panti asuhan buddha, 1 lagi yayasan pesantren islam, kalo dari wajah oriental Sella dia yang buddha.”
“ aku gak ingat kita kan banyak yayasan dan panti waktu dulu om, yayasan buddha aja ada 3 kalo gak salah.”
“ iya buddha dharma, tsu zhi, dan Bodhi, Sella di bodhi kalo gak salah yang tempat masuknya ada lapangan basket dan voly.”
“ oh iya,. Dia bilang suka main basket dengan kaki, terus ada cowo kasih dia bola voly.”
“ benar, bolanya biru muda, Sella senang sekali waktu itu, dan pas kamu mau pulang dia cium pipi kanan kamu, haha itu sekitar 10-11 tahun lalu.”
“ oh yaaa, koq om ingat ?”
“ usia kamu 13 tahun, Sella sekitar 9 atau 10 tahun, gadis pertama yang cium kamu yah dia, makanya kita jailin kamu waktu itu.”
“ aku lupa om.”
“ pasti lupa karena kamu cuek dan gak perhatikan Sella, kamu anggap semua sahabat dan sodara kamu, sedangkan Sella sebaliknya dia anggap kamu special.”
“ om sok tau.” Fred lalu mulai tanda tangan beberapa berkas
“ tau, tiap kamu datang kan dia senang, dandan rapih dan selalu dekati kamu, tapi kamu asik aja terus bagikan bola, pakaian, tas dan banyak lagi. Sayangnya pas SMA kamu gak lakukan itu lagi karena banyak ketua yayasan yang matre dan cuma ingin uang semata.”
“ iyaaa. Tapi nti lanjut lagi ah, masabodo dengan ketua mereka yang jelas anak yayasan harus terus ceria dan bahagia.”
“ itu bagus, tapi Fred, sejujurnya Sella mencintai kamu, dan berharap kamu gak berubah.”
“ berubah ?”
“ sekarang media bilang kamu nepotisme, serakah, gak pernah amal, ambisius dan berjulukan Raja Arogan dari Selatan, siapapun yang dengar itu akan takut.”
“ terus gimana ?”
“ buktikan kalo kamu masih baik, ramah dan suka bantu. Kamu juga sayang Sella kan ?”
“ iyaaa.. aku sekarang 25, Sella mungkin 22 atau 23, jika berjodoh dengan usia sekarang kita bisa aja cerah, tapi entahlah.. mana emailnya ?”
“ om juga yang didik kamu dengan kasar dan semaunya, om juga belum minta maaf ama Sella udah kasar dulu. Sejujurnya om juga lupa dengan nama cecilia dan marSella itu adalah murid yayasan yang kita besarkan bersama, tapi sekarang om malah hancurkan pintu gerbang mereka, nanti om perbaiki.”
“ om gak salah, kalo emang aku berjodoh ama Sella ini berkat om koq, udah jangan menyesal.”
“ benar juga, haha...”
“ tapi laen kali jangan semaunya dan sok jago juga lah, tar kesian anak buah dan kita akan repot.”
“ Om tau.”
Fred terus berkerja hingga sekitar jam 4 sore, Leo lalu pulang dan Sella lalu dekati Fred sambil berikan jus jeruk.

“ lelah, sini...” Fred kasih handuk kecil ke Sella
“ dikit, sibuk kamu ??” Sella ambil handuk Fred
“ udah nggak, kamu ?”
“ tinggal 3 murid lagi, kerja kamu cuma tanda tangan aja yah ?”
“ enak aja, gampang amat kalo gitu, nggaklah banyak juga. Bantu beresin masalah, liat data perusahaan, balas email, teleconfrence, macam-macam juga masalah di kantor.”
“ oh gitu... kirain gitu doang.” Sella tertawa lalu berdiri kembali
“ tar malam bicara diatas lagi yah.”
“ oke deh..”
Sella terus mengajar hingga jam 5, Fred lalu liat keruangan sekitar, dia nonton tv dan liat-liat dvd, ternyata ada dvd beberapa petarung juga.

“ udah mandi ?” tanya Sella yang mengageti Fred sambil bawa handuk warna putih
“ weeiisss ngagetin aja, belum tar lagi.”
“ udah makan obat ?”
“ udah baru aja, kamu udah mandi ?”
“ belum masih keringetan, nonton apa sih sampe serius gitu ?”
“ ini para petarung kejam, kelas underworld serem juga, nyata apa bener yah ?”
“ entah yah, Sella suka aja liatnya, semacam kumite juga kan gitu, para petarung gelap hingga salah satu ada yang patah atau bisa sampai mati.”
“ iya yah, serem ah.” Fred lalu matikan tv dengan remote
“ huuu.. penakut nih bos besar Fred, Sella mandi dulu yah, udahnya kita makan.”
“ oke.” Jawab Fred singkat lalu masuk kamarnya

¯  ¯  ¯

“ wangi sekali, cantik kamu.. gak kaya tadi tomboy.” Puji Fred setelah liat Sella setelah mandi gunakan pakaian tidur
“ iyalah kan mau tidur, mandi sana.”
“ yang lain kemana ? udah pada pulang ?”
Lydia tar lagi pulang, yang lain udah pulang, tapi biasa steve suka ikut menginap juga dan tidur di kamar kosong.”
“ gitu yah, mandi ah...” Fred lalu ambil handuk juga dan masuk kamar mandi.
Setelah Fred mandi mereka lalu makan malam bersama, Lydia lalu datang dan mereka lalu bicara bertiga dengan santai malam itu.

“ gimana luka ka Fred ?” tanya Lydia
“ mendingan, besok atau lusa udah bisa latihan. Gimana kerja modelnya, seru ?” tanya balik Fred yang tau kalo kerja sampingan Lydia adalah model catwalk
“ cape, bulak-balik terus. Tapi seru sih..”
“ enak mana jadi model ama jadi petarung ?”
“ 60% petarunglah, bebas bisa mukul dan hajar siapa saja, kalo model malah gak nyaman, hajar sedikit maen pecat, hahahaa...”
“ yah pasti itu.” Fred lalu menatap Sella yang asik makan spaghetty
“ kalo ka Fred gimana ? enakan jadi petarung atau pebisnis ?” Ucap Lydia
“ nah inilah repotnya, jujur aku dulu bisnis gak suka. Tapi sekarang aku suka, kalo disuruh milih aku plin-plan, mungkin 50-50.”
“ kenapa gitu ?” Sella ikut tanya
“ jadi pebisnis enaknya kita bisa ciptain lapangan kerja dan bantu banyak orang, kalo petarung kita bantu apa, yang ada penuh kekerasan. Bagiku itu cuma hilangin stress dan sekedar hoby aja.”
“ salah, petarung kan lindungin yang lemah ka Fred.” Ucap Lydia
“ itu benar, tapi aku liat fungsinya dengan aku gak pas, kalo aku jadi Cila baru pas, karena dia kan polisi.” Fred lalu senyum dan menatap Lydia yang makan dengan cuek dan amat lahap beda dengan Sella yang makan dengan sopan.
“ bener juga sih.” Lydia menyetujui
Sella, mengapa jadi petarung ?”
“ awalnya ingin jadi atlit voly dan pemain kasty tapi mana bisa karena main kaya gitu butuh tim bagus, dan sarana di sini gak menjamin, terus kenalan dengan pak Rony nah diajarin deh pelan-pelan ternyata suka.”
“ menarik juga, terus ?”
“ terus berkembang ke tiap ada acara pertandingan kita ikuti, sampe akhirnya selalu aja aku dan Cila yang memenanginya, dan makin kesini kita makin tekunin.”
“ jadi kalo kamu emang udah bakatnya disana, nah kalo aku mungkin bakatnya di bisnis.”
“ kalo di tanya macam gini gimana jawabanmu, apa kamu gila uang Fred ?” Sella beranikan diri bertanya dengan agak mendalam
“ tidak.. aku mungkin ada uang lebih tapi mana pernah memegang uang banyak, aku anggap aku bisa kendalikan uang, bukan sebaliknya.”
“ oh ya, apa contohnya ?”
“ banyak. Mungkin aku emang gak seperti dulu yang terus menerus amal, tapi aku sekarang pun selalu sisihkan sebagian uangku untuk beramal koq, atau selain itu aku suka bagikan dengan para pegawaiku macam kasih bonus mereka, karena ku pikir mereka yang lebih cocok aku kasih uang dulu baru orang luar.”
“ orang luar ?  maksud ka Fred tuh di luar kantor yah ?” tebak Lydia
“ yup. Macam ke yayasan, ke panti-panti. Itu hanya sekitar 20% dari penghasilan aku dan kantorku, tapi kesejahteraan pegawaiku sekarang aku utamakan, makanya kalo ada kritik dan saran aku utamakan mereka dulu. Karena tanpa mereka perusahaan gak maju.”
“ gitu yah... terus tanggapan pegawai gimana ?”
“ tentu ada 2 versi, ada yang bilang aku terlalu manjakan mereka, dan sebagian setuju, tapi aku gak perduli selama demi kebaikan aku jalanin terus.”
“ terus sisa uang kamu kemana jalannya ?” Sella ikut bertanya dengan detil karena penasaran
“ aku kembangin untuk usaha lainnya, atau yang belum pernah aku sentuh, karena aku ingin coba bisnis baru. Kalo gak berani aku join dulu dengan teman yang pengalaman. Terus buka cabang dengan usaha lama, seperti buka hotel baru dengan kaka, buka rental di beberapa tempat, gitu aja simpel kan.”
“ sip..sip.. seru juga, bobo ah.” Lydia menguap lalu masuk kamarnya
“ gitu loh Sella, ada yang bilang aku berubah tapi mungkin emang gitu deh aku berusaha jalanin hidup seperti biasa dan mengalir terus.”
“ ada yang Sella suka dan banyak juga yang gak Sella suka loh.”
“ kontroversi itu pasti, aku udah siap itu sejak awal. Karena hidup dimanapun kita gak akan bisa disukai oleh siapapun baik itu seorang presiden sekalipun.”
“ kamu suka debat yah ?”
“ gak terlalu sebetulnya, itulah gunanya beladiri, pertama beladiri dengan mulut, sisanya beladiri dengan berantem, hehe...”
“ sini Sella cuci piring dulu yah.”
“ aku bantuin yah.”
“ gak usah.” Sella lalu susun piring-piring itu dan mencucinya
Fred lalu naik ke lantai 2 dan disana dia liat keindahan malam lagi, gak lama Sella datang sambil bawa beberapa biskuit dan juga minuman untuk Fred.
“ enak yah termenung disini ?” goda Sella sambil kasih segelas minuman dingin
“ suka.. rasanya tenang sekali.”
“ belum makan obat yah, sini Sella bawain.”
“ tar aja. Kita santai aja.”
“ apa yang kamu mau bicarain ?”
“ apa yah, cerita simpel aja deh.. mau dengar ?”
“ boleh, tapi jangan debat ah, cape.” Sella lalu duduk di sebelah Fred
“ baik..., gini aja deh. Entah kenapa media anggep aku buruk beberapa tahun ini.”
“ terus, kamu curhat yah.” Sella agak ketawa dan menatap dengan serius
“ iya malah curhat yah. Biarin aja deh, tapi mereka gak tau kalo aku buat baik malah gak dibicarakan, yang jelek malah tau semua haha, cape deh.”
“ itu emang kerjaan media, yang baik gak di ekspos besar, tapi kalo ada yang jelek hebohlah mereka.”
“ iya, selalu aja gitu.”
Sella mau tanya nih, sekarang kamu mau mulai amal dengan berkunjung lagi, itu caranya kamu seleksi atau langsung datang tiba-tiba sih ?”
“ tidak ada seleksi, tidak ada pilih-pilih yang aneh-aneh kita pas lewat aja mendadak ama para om kalo liat yayasan anak-anak terus datang bawa hadiah, kalo nti pas sekali datang tau mereka ada lapangan yah kita bawa alat-alat olahraga, gitu aja.”
“ agama apapun ? dan yayasan apapun ??”
“ tentu dong masa pilih-pilih, gak adil itu.”
“ good Sella suka itu, terus kamu gak pernah ada hubungan ama anak yayasan ?” pancing Sella
“ nggak, dulu sih ada minta tanda-tangan aku kasih aja, tapi mana ingat lagi, itu mungkin 8-10 tahun lalu.”
“ iyalah pasti banyak yah.”
“ iyaaa.. makanya maaf kalo aku lupa ama kamu, tapi aku gak berubah koq.” Fred pegang tangan kanan Sella
“ apa maksud kamu ?” Sella menatap dengan wajah serius
“ rasanya aku bisa menjawab tentang masalahmu semalam, walau itu mungkin bukan aku, tapi aku merasa dapat jawaban sendiri juga.”
“ jawaban apa, Sella bingung.”
“ haha dasar kamu jail aja, maaf yah aku lupain kamu, tapi aku sayang kamu juga koq.” Fred pegang pipi kanan Sella lalu beranikan diri memeluk Sella
“ ooh.. kamu udah tau tentang aku yah, jangan-jangan acak-acak kamar Sella yah.”
“ gaklah, gak sopan itu. Cuma gak sengaja pada jatuh aja jadi tau.”
“ hehe..., Sella jadi malu.” Sella lalu menunduk
“ maaf aku lupain kamu, karena tujuan amal kamu bukan ke kamu doang. Tapi ama siapapun.”
Sella ngerti, Sella kira kamu udah berubah jadi gila kerja, gila uang dan gila segala-galanya.” Sella tertawa agak kencang
“ enak aja, gaklah. Aku adalah aku, sini kita ngemil lagi.” Fred pegang tangan Sella dan suapin sebuah biskuit coklat ke Sella
“ impian Sella terwujud juga, seru tapi takut.” Sella lalu menatap ke arah kota
“ takut apa ?”
Sella sadar, sekarang Sella siapa sih... cuma pengajar di salah satu sasana kecil dan....”
“ sst... ngomong apa kamu ini, emang aku permasalahkan apa, udah jangan gitu. Udah ditemuin gini aja mungkin udah jodoh.”
“ tapi kan Sella miskin, kamu kaya, terus kamu terhormat, dan aku cuma bekas anak yayasan aja.”
“ yeee... jelek ah. Aku gak peduli itu semua, intinya sayang aja terus lanjutkan hidup, simpel kan.”
“ iya deh...”
“ kebanyakan mikir tar stress, ujung-ujungnya gendut deh, haha...” Fred bicara sambil makan kue dan tertawa lepas
Mereka lalu nikmati malam indah itu berdua, tapi tiba-tiba.

“ apa itu....” Fred melihat ada sinar putih dari sebrang
“ awas itu tembakan dari sniper, uuh...” Sella dorong Fred ke belakang bangku
daaaar...... daaaarrr...’ ternyata benar kata Sella, ada serangan malam itu dan pelakunya gunakan sniper
‘ doorrr...doorrrr.... traaaar....’ mendadak dari sisi kanan juga ada tembakan dengan sinar merah.
“ kita terkepung, kamu bawa HP ?” Fred mendadak panik karena sekarang mereka hanya bisa sembunyi di tembok dan tertutupi bangku besar saja
“ dibawah, tapi susah ambilnya, pintu kesana akan jadi sasaran empuk mereka.”
“ total ada 3 orang, gawat nih...” Fred menatap ke belakang
“ ada 5, 2 sniper dan 3 dengan sinar infra merah.”
“ tau dari mana ? aku liat cuma 3.”
“ bayangan senapan mereka ada 2, dan ada posisinya yang berdekatan jadi gak nampak, jadi kesimpulannya ada 5. Jalan paling aman adalah kamu sembunyi di belakang punggung aku dengan bangku ini, tapi kalo aku gak tepat gawat.”
“ enak aja, tar kalo bangkunya nembus kamu akan luka, jangan pikirkan cara lainnya, huup..” Fred berdiri lalu liat belakangnya ternyata di bawah amat tinggi
“ belakangmu adalah parit setinggi 50 meter, kita bisa bahaya kalo lompat.”
“ benar, tinggi sekali. Kita kan lantai 2. Seharusnya cuma 5 meter aja.”
“ itu kalo dari depan, kalo samping itu tinggi sekali karena bekas longsor.”
“ gitu yah...”
‘ daaarrr....darrrr...’ mendadak ada serangan lain dan hampir mengenai pipi dan tangan kanan Fred
“ mereka liat aku disini dengan sinar laser, gak ada pilihan kita harus lompat.”
“ baiklah, pejamkan matamu.” Sella pegang kedua tangan Fred dengan erat
“ loh kenapa, seharusnya aku yang lindungi kamu.”
“ kamu percaya ama Sella kan.”
“ iya tapi kenapa ?”
“ udah diem aja, pejamkan matamu lekas... mereka akan menembak lagi.” Perintah Sella dengan serius
“ baik....” Fred tutup kedua matanya
“ 1..2...3.. baiklah, hup, ciyaaaaaa...” Sella gendong tubuh Fred lalu lompati parit tinggi itu
astagaaa...” Fred buka matanya
“ diam, kita kesana, hiyaaa...”
“ terbang, kamu dapat terbang...” Fred melihat ke bawah dan liat Sella dapat belok dengan sempurna menjauh dari parit lalu mengarah ke belakang sasana
“ tidak ini cuma melayang, lekas kamu ambil HP lalu aku hubungi para polisi, ayooo..” kata Sella pas mendarat
“ ba..baaik...” Fred kaget tapi buru-buru cari HP di sasana.

Saat masuk ternyata Lydia sudah bangun dan sedang ambil minuman.
“ darimana ka ? koq tadi ada ramai di atas ?”
“ ada sniper dan serangan dari atas, sana hubungi cilla, aku juga mau hubungi para om aku.”
“ astaga... kaka serius ?”
“ tentu.”
“ baiklah...” Lydia lari ke kamar dan telpon cilla
Fred juga masuk kamar dan telpon Om Hans, suruh mereka segera kesana.
Demikian juga dengan Sella dia lalu hubungi para polisi dan suruh ke beberapa gedung yang Fred curiga jadi sarang mereka.

Dalam 10 menit saja suasana jadi ramai, Hans dan Leo datang dengan pasukan besar, lalu para polisi juga sudah periksa dari jenis peluru dan lakukan olah TKP ( Tempat Kejadian Perkara ) dengan cepat.
“ bagaimana kamu bisa turun setinggi itu ?” tanya Hans ke Fred
“ oh aku... akuuu...” Fred hampir menjawab terbang tapi karena ada Sella dia gugup
Sella dorong Fred dan untung kita gak jatuh ke parit itu tapi ke belakang sasana sana.” Sella menunjuk ke arah belakang dan menjelaskan
“ jatuh koq ke belakang gedung, aneh juga kalian.” Leo juga mengira-ngira
“ karena anginnya besar, dan lompatannya jauh.” Ucap Sella lagi
“ kita tentu gak sampe belakang tapi sekitar itu aja koq om, mungkin ada keajaiban makanya kita gak luka sama sekali.” Fred menambahi
“ dari kepolisian kita liat tempat mereka bersarang di 2 gedung itu, kanan dan 1 lagi tepat disana, kau tau itu apa Fred ?” tanya cilla ke Fred
“ kanan adalah bisnis makanan yang bulan depan mau aku buka, itu usaha kerja sama dengan Johny, satu lagi kalo tepat arah sebrang itu adalah usaha kaka aku, yaitu hotel. Jangan-jangan ada penyusup sewa kamar hotel, aku akan suruh ka Frida jaga semuanya.” Fred ambil HPnya dan hubungi kakanya
“ tunggu.. jangan dulu ramai-ramai Fred, biar aja kami tindak dulu.” Saran Cila
“ oke...”
Cila lalu atur posisi dengan beberapa polisi lainnya, baru dia suruh Fred hubungi kakanya tapi berusaha tenang dan berharap para penembak masih ada disana.

Setelah 30 menit mereka tunjukan sedikit hasil, 2 dari 5 penembak itu dapat tertangkap, tapi 3 lagi lolos entah kemana, tapi ada sedikit petunjuk dari tamu hotel mereka gunakan nama Bill, Samy, dan Irlan. Dan mereka semuanya beralamat di Timur.
“ mereka adalah pembunuh bayaran, jadi benar dony kerjasama dengan mafia timur.” Tebak Hans
“ ada kabar organisasi di timur sangat semrawut dan kerjanya teledor, jumlah mereka juga amat banyak, bisa dari anggota mana saja, gimana carinya ?” tanya Leo ke Hans
“ entahlah, ini akan sulit sekali.”

Merasa buntu Fred, Sella dan Lydia lalu bicara di kamar, tapi mereka pada saling diam, Fred masih curiga kalo Sella dapat terbang tapi karena ada Lydia dia gak utarakan itu. Sampe akhirnya Lydia keluar dan Fred lalu ada kesempatan bicara berdua kembali dengan Sella.
“ kenapa ? tatapan kamu galak terus.” Ucap Sella dengan tenang
“ kamu dapat terbang ??”
“ ngaco, emang Sella burung.” Sella lalu alihkan tatapannya ke taman
“ jawab serius, ayooo... masa kamu boongin aku.”
“ melayang koq.”
“ kalo melayang kita akan jatuh dengan cepat, kalo kamu boong sekarang juga aku pulang dan gak jadi di latih ama kamu.” Ancam Fred
“ ih koq gitu...”
“ makanya mau jujur apa ngga ??” bentak Fred
“ sory tapi itu rahasia.”
“ oh gitu ya udah, aku pulang.” Fred lalu beresin pakaiannya dan masukan ke koper besar
Fred jangan gitu, kita bisa bicara yang lain.”
“ maaf, kamu udah gak jujur kedepannya gak akan baik untuk kita kalo gini aja gak jujur.” Fred lalu siap-siap keluar dari kamar Sella
“ aku ingin tapi gak bisa, kamu mengertilah.” Sella pegang koper Fred dan berusaha Fred tenang
“ makasih semuanya, aku pulang. Entah kapan kesini lagi, jaga diri kamu.” Fred lalu keluar lalu suruh supir mengantarnya
Hans dan Leo kaget liat itu tapi mereka mengerti lalu segera ajak Fred pulang tapi gak ke rumahnya tapi ke apartemen Fred yang letaknya gak jauh dekat situ.

“ ada apa Fred, kamu ribut ama Sella ?” tanya Hans
Sella dapat terbang, dia sembunyikan itu dari aku.”
“ terus kenapa, belajar sana dari dia.”
“ aku malu om, jadi waktu itu dia mengalah ama aku. Aku sebal ama dia.”
Fred, maaf bukan aku bela Sella, tapi kalian baru kenal. Sella ingin jujur tapi kalo terlalu terbuka kesannya malah aneh.” Leo menambahi
“ aneh gimana ?”
“ kamu pikir aja, gimana kalo para muridnya tau, lalu publik tau, akan heboh lah satu bumi ini, itu bakat special. Kalo tekun kamu pun bisa.”
“ ah kalian bertele-tele, emang kalian bisa ?”
“ tentu saja, lihat dan perhatikan.” Hans lalu terbang di ruangan itu demikian juga Leo
“ astagaaa...”
“ tony, kakamu frida dan adikmu feilany juga bisa, aku rasa Cila dan Lydia juga bisa tapi gak dia tunjukkan di umum, kamu adalah pebisnis, gak bisa juga gak masalah.”
“ tapi itu juga penting om. Mengapa kalian gak ajarin.” Protes Fred
“ mereka tidak diajari Fred, aku juga bisa sendiri dari tenaga dalam dan meditasi, kamu tenaga dalam saja gak bisa, jadi masih butuh banyak proses.”
“ gini Fred, mungkin Sella juga mikir kamu tarung hanya hobby jadi dia pikir kamu gak perlu tau, sekarang menurutku, kamu tidur aja terus besok datangin Sella lagi.” Leo berusaha tenangin Fred
“ untuk apa ?”
“ jangan egois, kalo gak terbang kamu bisa celaka loh, dan ingat Sella amat baik dan cinta kamu, ayolah siapa tau dengan kesana lagi kamu makin bisa mengerti Sella.” Saran Leo
“ gimana besok aja deh, aku mau tidur.” Ucap Fred dengan nada kesal

Fred lalu masuk kamar tapi gak tidur, dia lalu memandang ke jendela, sasana Sella juga ternyata terlihat dari sana, walau gak besar dan luas tapi ternyata terlihat.
Fred ingin menelpon Sella tapi dia gak ada keberanian, yang ada Fred diam dan menikmati malam itu sendirian hingga akhirnya tertidur.
“ bangun Fred kita harus kerja.” Leo lalu bangunin Fred pagi harinya
“ oh... kemana sekarang kita ?”
“ gak kemana-mana, tugasmu siapin dokumen penjualan lalu tanda tangan beberapa kontrak, udahnya telpon beberapa partner kita. Sore bisa atur janji dengan mereka.”
“ partner yang mana ? hati-hati mereka teman dony loh om.”
“ tidak ini bisnis makanan dan developer perumahan, kan kamu ingin bisnis apartemen, nah om dapat orang yang tepat. Sana mandi dulu..”
“ baiklah...” Fred lalu masuk kamar mandi

Setelah puas mandi dia liat smartphonenya dan liat banyak email, sms dan panggilan tak terjawab, ada juga dari Sella semalam lalu ada sms juga dari Sella yang berisi ‘ maaf Sella akan jujur tapi Sella agak ragu, kamu jangan marah. Nanti Sella jelaskan semuanya koq.’
Fred senyum tapi karena masih banyak urusan dia lalu sarapan dan segera berkerja seperti biasa dengan di temani sebuah laptop saja.
Fred liat-liat pembukuan dari beberapa usahanya lalu liat untung dari semuanya, lalu balas beberapa email yang penting, lalu om Leo datang kembali dan Fred di ajarkan banyak hal tentang perumahan dan bisnis makanan hingga sore hari.
“ kenapa murung ?” tanya Leo sore harinya
“ kangen Sella om.”
“ sana ke sasana, gak baik nahan emosi gitu, lekas.”
“ tapi malu om. Lagian banyak orang di sasana.”
“ ini udah jem 4 lewat, ayolah... kesempatan gak datang 2x.”
“ sok tau, Sella nunggu aku selama 10 tahun jadi masih banyak kesempatan, hehe...”
“ jangan lupa Sella manis dan cantik, sekarang beberapa anak buah kamu disana, lalu polisi juga lalu-lalang disana, pasti Sella jadi pusat perhatian sekarang.”
“ oh iyaaa. Enak aja, aku kesana ah.” Fred agak panik lalu suruh supir siapkan mobil
“ hahahaaa... dasar kau, gimana pakaiannya.”
“ gampang... tar om antar atau aku kesini lagi, dadah...”
“ oke atur ajalah sesukamu, ingat jangan kasar ama gadis.”
“ siap Tuan Leonard Siymonsier.” Kata Fred sambil masuk mobilnya

Tapi ternyata sore itu agak macet, jarak mereka padahal hanya beda 2,5km, jalanpun paling sekitar setengah jam, tapi karena macet mereka baru datang ke sasana sekitar jam 5 kurang 5 menit, Fred lalu liat Sella sedang siap-siap menutup pintu gerbang sasana.
“ hey...” sapa Fred dengan ramah
“ heeey.. ada yang ketinggalan yah, yuk sini..” dengan ramah Sella bukakan pintu limosin Fred
“ ada, kamu ketinggalan hehe...” Fred lalu pegang tangan Sella dan masuk ke dalam sasana
“ genit kamu, yuk bicara dulu, kamu nginap lagi kan.”
“ entah hehe...”
“ koq entah, ayolah masa dendam ama Sella.”
“ gak dendam, aku malah ngerti koq, para murid udah pada pulang kan.”
“ udah makanya mau aku kunci nih.”
“ oh baguslah, huuup..” Fred gendong Sella dan bawa ke lantai 2
“ heeeey, mau ngapain kamu, ngaco ah.” Sella tertawa dengan tingkah Fred
“ mau jahilin kamu, tapi bau keringat wuueeeeek...” Fred pura-pura merasa mual karena Sella emang berkeringat
“ orang baru ngajar, udah sini aja kesian berat loh.”
“ iya berat dan bau badan, maaf yah semalam. Aku ngerasa bodoh dan kesal.”
“ siapapun akan marah, aku juga menyesal koq, tapi kenapa gak balas sms dan telpon aku ?”
“ HP aku silent lalu sibuk dengan ceramah om Leo dan om Hans, kalian bisa pada terbang. Aku paling bodoh deh.”
“ ih gitu, Sella ajarin deh, sini...” Sella lalu duduk sila dan suruh Fred lakukan hal yang sama
“ sungguh...?” tanya Fred penasaran
Sella gak mau ngebohong lagi, Sella juga salah, yuk sini...”
“ asik, oke deh...”
Sella tau Fred jarang meditasi, lalu dia kasih sedikit tenaga dalam ke Fred dan ajarin meditasi, Fred merasakan itu lalu dia senyum sambil duduk sila di lantai, pelan tapi pasti Fred merasa dirinya ringan sekali.

“ ringan kan ?”
“ sangat, tapi apa iya udah terbang ??”
“ itu tahap awalnya, masih belum.. terus aja rasakan itu lalu buat melayang dulu.”
“ caranya ?”
Sella bantu yah, siniii...” Sella lalu melayang lebih dulu lalu angkat tangan Fred ke udara
“ wah kamu sungguh-sungguh terbang.” Fred kaget karena Sella sudah duduk sila di udara walau tingginya hanya 30cm
“ ini melayang koq, yuk Sella bantu, ringanin terus diri kamu.”
“ baiklah, aku harus bisa..”
“ pasti bisa, kamu pandai koq, mariii...”
“ aku akan bisa.”
Tapi sayang yang Fred pikirkan bukan melayang tapi bagaimana agar terus terbang yang ada dia gak fokus, Sella dengan perlahan ajarkan tapi tetap Fred masih harus banyak latihan karena dasarnya meditasipun dia gak bisa.
“ jangan ceritakan ini ama yang lain yah, cukup para om kamu aja yang tau, Cila dan Lydia juga gak usah tau.” Saran Sella sambil makan malam setelah lelah melatih Fred meditasi
“ kenapa gitu ?”
“ biar aja ini masalah pribadi, aku aja gitu tapi ternyata Cila dan Lydia emang bisa terbang juga, belakangan ini aja baru tau.”
“ oke deh, lalu kamu bisa terbang mulai kapan ?”
“ lupa aku, mungkin sekitar 2-3 tahun lalu, tapi jarang digunakan, pas meditasi aja tiba-tiba koq ringan dan ingin coba, ah nyatanya berkelanjutan deh.”
“ kamu takut yah kalo aku sebarin ini kepublik.”
“ tidak... Sella yakin kamu gak gitu, yang Sella cemasin kamu kalo udah terbang jadi bertindak semaunya, kerja dan aktivitas lain kamu tinggalkan, kalo gitu bengong deh semua supir kamu.”
“ heheheee.. bisa jadi juga.”
“ makanya jangan gitu, tar mau ketemu klien atau konsumen masa sih gitu, tetep pakai BMW, Mercy dan Limo dong.”
“ iyaaa... iyaaaa...”
“ aku kunci pintu yah, Cila dirumah kamu dan Lydia gak pulang, kamu nginap lagi yah.”
“ yeee aku gak bawa pakaian, supir aja masih di depan jalan loh.”
“ supir udah asik ngobrol ama para bodyguard dan polisi sambil jaga-jaga, pakaianmu banyak disini koq.”
“ tapi apartemen aku enak luas dan nyaman. Disini seram.”
“ enak aja, udah nggak kan di jaga semua, sniper juga ada di atas koq mengawasi, juga di atas gedung-gedung kamu.”
“ iya deh, kita kencan disini sekarang haha..”
“ stress gak semalam gak ada aku.” Sella beranikan diri usil lagi
“ iya, pengen telpon tapi malu, udahnya ketiduran karena lelah.”
“ enak banget. Aku aja sampe jem 2 pagi baru bisa tidur, jem 7 bangun lagi.”
“ kenapa ?”
“ gak enak aja merasa boongin dan mainin kamu, nyesal juga sih.” Ucap Sella malu-malu
“ udah ah udah lewat, nti kalo dipikirin yang ada gak nyaman. Yang jelas aku masih sayang kamu.” Fred pegang rambut Sella yang terurai panjang
“ iyaaa...”
“ koq iya, balaslah.”
Sella juga, hehe...”
“ dasar, kamu beladiri pandai tapi berkata sayang aja susah, yuk kita kedepan.”
“ ngapain kedepan, sini... Sella tunjukin ruang pribadi Sella yah, ikut..” Sella tarik tangan Fred ke lantai 2
“ ruang pribadi, asik kita kencan nih haha...”
“ enak aja.., otak mesum tuan Fred ini, ciyaat...” Sella cubit pinggang kanan Fred agak kencang
auuwww... apa ini.” Fred kaget Sella mengajaknya kesebuah pintu besar
“ bukalah, dorong...”
“ oke deh... huuup...” Fred mendorongnya dan secara otomatis ada sekitar 3 lampu menyala juga menerangi ruangan itu

Ukurannya sekitar 5x7 meter dan isinya sangat mencengangkan Fred, semua tentang pisau ada diruangan itu, rupanya Sella gila pisau dan terutama pisau terbang ( pisau kecil untuk melempar ) juga seperti dirinya.
“ woooowwww... wuuaaaaa aku ada di surga pisau sekarang, ini punya kamu pribadi ?”
“ ya iyaa. Yuuuk...” Sella pegang tangan kanan Fred dan masuk keruangan itu
“ pisau emas, ini pisau perak dan itu berlian yah, ini kan mahal.”
“ lumayan, konon bisa membelah segala sesuatu. Tapi itu replika aja, aslinya Sella gak kebelilah.”
“ pisau ganda, pisau terbalik dan pisau mata 3, ini kan langka sejenis trisula.” Rupanya kemampuan Fred tentang pisau amat dalam juga
“ itu pengasih Lydia karena dia suka trisula. Koleksi kamu pasti lebih besar dari ruangan ini yah ?”
“ nggak, kecil sekitar 2x3 meter aja, itu juga sedikit karena kata Om Hans gak baik kalo di liat kawan atau relasi bisnis.”
“ iya juga sih. Mana yang kamu paling suka ?”
“ ini yang emas, kan ini berat pasti harganya diatas 25juta, terus ini pisau meteor, ini kan amat langka konon cuma 3 didunia ini. Sama 1 lagi ini pisau sepasang, katanya dulu perwujudan kekasih yah.”
“ iya, nama lainnya pisau yinyang. Ya udah ambil aja yang mana kamu suka Fred.” Kata Sella senyum
“ oh gitu, sebentar aku ke bawah yah ambil tas, dan masukin semuanya.” Fred lalu pura-pura jalan sambil tertawa
“ perampok itu sih namanya, enak aja.” Sella lalu menarik baju Fred dan melarangnya berjalan
“ aku yang emas dan perak ada, berlian juga tinggal buat, ini yang aku gak punya.” Fred pegang pisau meteor hitam itu
“ benar itu emang sangat langka, aku tapi masih ada meteornya tinggal ubah lagi suruh pandai besi, ambil deh.”
“ sungguh ? ada kabar ini kalo udah jadi dan sebagus ini bisa 100juta loh.”
“ aku ada bahan meteornya dulu waktu jalan-jalan, gak mahal koq karena buat idenya dari kita, aku emang suka juga yang itu tapi susah dibawanya, Sella suka yang kecil-kecil ini jadi ringan dan nyaman.” Tunjuk Sella
“ oke deh, makasih Sella sayang... senangnya aku, nanti kita latihan yah, emuuaach..” Fred cium kening Sella dengan lembut dan pegang pisau meteor itu
“ iya, itung-itung permohonan maaf semalam.”
“ idih, itu aja yang dibahas terus.. yuk keluar, agak panas juga disini.”
“ AC disini emang rusak, kalo diperbaiki harus dijaga karena petugasnya pasti jelalatan matanya.”
“ ya pastilah.”

Mereka lalu duduk didepan teras lagi, tapi kali ini agak mundur karena Cila memasang kaca tebal anti peluru dan sekelilingnya masih ada kawalan polisi, mereka lalu bicara agak menjauh dari situ.
“ kurang sip sekarang, ada kaca dan banyak pengawal gak nyaman yah.” Protes Fred
“ benar..”
“ terbang yuk kita keliling kota, gimana ?”
“ ih... kamu tuh, baru jem berapa ini tar ada helikopter gak enak ah.”
“ benar juga ini masih jem 7 malam, nanti aja kita disini aja sambil ngobrol.”
“ meditasi lagi yuk..” ajak Sella
“ boleh juga, ayooo...”
“ tapi pejam dan fokus yah.”
“ baik...” ucap Fred dengan patuh

Mereka kembali meditasi, dan keduanya saling pejamkan matanya, Sella bimbing Fred dengan perlahan dan rasakan Fred makin ringan, dalam 20 menit dia merasa Fred agak bisa melayang, lalu Sella kasih tenaga dalam lagi dan Fred sadar kalo Sella kasih energy lagi, lalu Fred gak sia-siakan lalu dia sedikit agak melayang.
“ huuup..” buru-buru Sella angkat tubuh Fred dan Fred sungguh melayang walau sesaat
“ huuu.. sulit juga, udah ah kesian kamu lelah kasih tenaga terus.” Fred lalu buka matanya
“ gak apa-apa asal kamu bisa aja... astagaaaa.. siapa kalian ?” Sella menatap ke belakang Fred penuh dengan banyak orang
“ haaahhh... eh iya, siapa kalian ? anak buah dony yah ?” Fred kaget karena dibelakangnya ramai penuh dengan pria dan berbadan besar.
“ hormat kepada Yang Mulia Fred dan Ratu MarSella...” Ucap mereka serempak
apaaaa....” Fred dan Sella kaget mendengarnya


BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Text